Selasa, 09 Oktober 2012

Makalah ISBD dilema antara kepentingan individu dan masyarakat


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
         Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-NYA kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Manusia, Keragaman dan kesetaraan” sebagai tugas mata kuliah ISBD.
         Dalam penyelesaian makalah ini, kami telah banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami ngin menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Orang tua yang telah memberikan dorongan dan motivasi terhadap penulis selama pembuatan makalah ini.
2.             Ibu Hani Habiba S.iT.M.M.kes selaku dosen yang telah memberikan bimbingan,arahan,serta saran dalam pembuatan makalah ini.
          Penulis masih menerima dengan tangan terbuka terhadap kritik dan saran dari pihak yang peduli terhadap makalah ini agar menjadi bahan perbaikan dikemudian hari. Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat baginkita semua. Amin.

                                                                                  



  Gresik,   Oktober 2012

                                                                                               

                                                                                         
Tim Penulis






MAKALAH

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT


Dosen pembimbing : Ibu Hani Habiba S.iT.M.M.kes





Oleh : 

1.Nur ismatul azizah
2.Rizky nur cahyati
3.Siti nur hidayah
4.Susanti



AKADEMI KEBIDANAN MANDIRI GRESIK

(AKMG)

T.A 2012 - 2013



DAFTAR ISI
Kata Pengantar      …………………………………………………………………i
Daftar Isi               ………………………………………………………………...ii
BAB I                   PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang      …………………………………………………………….
1.2  Rumusan Masalah ………….…………………………………………………
1.3  Tujuan             ….………………………………………………………… ….

BAB II                  PEMBAHASAN
A.   Kepentingan individu  dan kepentingan masyarakat 
2. 1       Pengertian manusia, mahluk dan individu …………….………………………………

2. 2    Pentingnya Dukungan Sosial Bagi Manusia ……………………………………
2.3 Manusia Sebagai Makhluk Sosial dalam Kepentingan Masyarakat
2.4 Interaksi Sosial dan Sosialisasi …………………….……………
2.5 Pengertian Interaksi Sosial di masyarakat…………………………..
1.Syarat Interaksi social………………….
2.6 Faktor pendorong Interaksi………………..
2.7Peran Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial………….
BAB III                PENUTUP
3.1  KESIMPULAN   …….………………………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan yaitu kepentingan individu dan kepentingan kelompok atau golongan. kepentingan individu adalah kepentingan yang menyangkut dirinya dan keluarga, berbeda dengan kepentingan kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat. Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan. jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan

Sebagai mahluk social manusia tentunya tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan,papan), kebutuhan social ( pergaulan, pengakuan,sekolah , pekerjaan ) dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religiositas, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantua orang lain.


                 1.2  Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul  makalah ini “Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat” yang terkait dengan pelaksanaan program pendidikan di kampus.
Berkaitan dengan judul tersebut,maka masalahnya dapat di identifikasi sebagai berikut :

1.       Bagaimana  dilema  antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat?
2.       Apa yang dibutuhkan manusia sebagai mahluk indivu dan sebagai mahluk social?
3.       Bagaimana pengaruh dukungan social terhadap individu?

1.3 Tujuan
Ø  Untuk mengetahui pengertian manusia, mahkluk dan individu
Ø  Untuk mengetahui bagaimana dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
Ø  Untuk mengetahui pengertian dukungan social menurut para ahli
Ø  Untuk mengetahui bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa adanya dorongan social.
Ø  Untuk mengetahui Bagaimana Manusia Sebagai Makhluk Sosial dalam Kepentingan masyarakat
Ø  Untuk mengetahui tentang arti  dan syarat Interaksi Sosial dan Sosialisasi
Ø  Untuk mengetahui factor pendorong interaksi






 BAB II

PEMBAHASAN

DiLEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT

Pada bab ini akan dikaji tentang dilema kepentingan individu dalam kepentingan masyarakat sebagai mahluk individu . Uraian dari bab ini akan menjelasakan tentang  pengertian manusia, mahluk dan individu ,pengertian dari makhluk individu dan kepentingan individu di dalam masyarakat serta kebutuhan-kebutuhan manusia sebagai mahluk individu.
A . KEPENTINGAN INDIVIDU  DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT
2.1 PENGERTIAN MANUSIA, MAHLUK DAN INDIVIDU
Manusia, mahluk dan individu secara etimologi diartikan sebagai berikut:
  1. Manusia berarti mahluk yang berakal budi dan mampu menguasai mahluk lain.
  2. Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
  3. Individu mengandung arti orang seorang, pribadi, organisme yang hidupnya berdiri sendiri. Secara fisiologis ia bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan organik dengan sesama.
Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens (Latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal dari bahasa Latin, yaitu individum, yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas.
Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk individu, manusia berperan juga sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.

setiap manusia memiliki kepribadian masing-masing. Kepribadian yang dimiliki seseorang membedakannya dengan yang lain. Kepribadian disebut juga dengan personality. Kepribadian adalah susunan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu, atau ciri-ciri watak individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang 
khas. Individu berasal dari kata in devided. Dalam bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkandevided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan.
Manusia lahir sebagai makhluk individu yang bermakna tidak terbagi atau tidak terpisahkan antara jiwa dan raga. Manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya termasuk kemampuan kecakapannya. Dalam keragaman diperlukan adanya kesetaraan atau kesedarajatan. Artinya, meskipun individu maupun masyarakat adalah beragam dan berbeda-beda, tetapi mereka memiliki dan diakui akan kedudukan, hak-hak dan kewajiban yang sama sebagai sesama baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.

Setiap manusia memiliki perbedaan. Hal itu dikarenakan manusia memiliki karakteristik sendiri yang memiliki sifat, watak, keinginan dan cita-cita yang berbeda satu sama lainnya. Dengan akal yang dimilikinya, manusia bisa menciptakan sesuatu. Tetapi disini manusia sebagai mahluk soaial yang pada hakikatnya tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Seperti kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan), kebutuhan social (pergaulan pengakuan, sekolah, pekerjaan ) dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religiositas, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah, baik ringan maupun berat. Pada saat- saat seperti itu seseorang akan mencari dukungan social dari orang-orang di sekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan, dan dicintai.
Seperti contoh nyata yang sering kita lihat dan alami adalah bila ada seseorang yang sakit dan terpaksa dirawat di rumah sakit,maka sanak saudara ataupun teman- teman biasa datang berkunjung. Dengan kunjungan tersebut , maka orang yang sakit merasa mendapat dukungan social.
Manusia memiliki perasaan yang halus yang membedakannya dengan makhluk lain. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif. Di zaman sekarang banyak manusia yang tidak mempunyai perasaan terhadap sesamanya. Itu semua dikarenakan akalnya tidak di fungsikan dengan baik. Setiap orang memiliki dorongan untuk mempertahankan hidup, sex, mencari makan, berinteraksi, meniru, berbakti dan menyukai keindahan.
2. 2 Pentingnya Dukungan Sosial Bagi Manusia
    
 a. Menurut Gottieb dan Sarason
            Dukungan social ( social support )didefinisikan oleh Gottlieb (1983) sebagai informasi verbal dan no verbal,saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab denga subjek di dalam lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini seseorang yang merasa memperoleh dukungan social, secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran, atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Seperti halnya Juga Sarason (1983) yang mengatakan bahwa dukungan social adalah keberadaan, kesedihan, kepedulian dari orang- orang yang dapat diandalkan, menghargaidan menyayangi kita. Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh cob yang mendefinisikan dukungan social sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap menerima kondisinya, dukungan social tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok. Sarason (1983), berpendapat bahwa dukungan social itu selalu mencakup dua hal, yaitu :

1.      Jumlah sumber dukungan social yang tersedia , yaitu persepsi individu terhadap sejumlah orang yang diandalkan saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan secara
 kuantitas )
2.      Tingkatan kepuasan akan dukungan social yang diterima yaitu berkaitan dengan persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi ( pendekatan berdasarkan kuantitas)
Hal tersebut penting dipahami oleh individu yang ingin memberikan dukungan social, karena menyangkut persepsi tentang keberadaan( availability) dan ketepatan (adequacy) dukungan social bagi seseorang. Dukungan social bukan sekedar memberikan bantuan, tetapi yang penting adalah bagaiman persepsi si penerima terhadap makna dari bantuan itu. Hal itu erat hubungannya dengan ketepatan dukungan social yang diberikan. Dalam arti bahwa orang yang menerima, sangat merasakan manfaat bantuan bagi dirinya , karena sesuatu yang actual dan memberikan kepuasan.
Sumber- sumber dukungan social banyak diperoleh individu dari lingkungan sekitarnya. Namun perlu diketahui seberapa banyak sumber dukungan social ini efektif bagi individu yang memerlukan. Sumber dukungan social merupakan aspek paling penting untuk diketahui dan di pahami . dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut, seseorang akan tahu kepada siapa ia akan mendapatkandukungan soasial sesuai dengan situasi dan keinginan yang spesifik, sehingga dukungan social memiliki makna yang berarti bagi kedua belah pihak.
b. Menurut Rook dan Dooley
Menurut Rook dan Dooley ( 1985) ,ada dua sumber dukungan social yaitu sumber artificial dan natural. Dukungan social yang natural diterima melalui interaksi social dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya, misalnya anggota keluarga (anak, istri, suami dan kerabat), teman dekat dan relasi. Dukungan ini bersifat nonformal. Sementara itu, yang dimaksud dukungan social artificial adalah dukungan social yang dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang, misalnya dukungan social akibat bencana ala melalui berbagai sumbangan social.
Sumber dukungan social  bersifat natural berbeda sengan sumber dukungan social yang bersifat artificial dalam sejumlah hal. Perbedaan tersebut terletak dalam hal sebagai berikut :
a.       Keberadaan sumber dukungan social natural bersifat apa adanya tanpa di buat –buat sehingga lebih mudah di peroleh dan bersifat spontan.
b.      Sumber dukungan social yang natural memiliki kesesuaian dengan norma yang berlaku  tentang kapan sesuatu harus diberikan.
c.       Sumber dukungan social natural berakar dari hubungan yang telah berakar lama.  

a.       Sumber dukunga social yang natural memiliki keragaman dalam penyampaian dukungan social, mulai dari pemberian barang-barang nyata sehingga dengan menyampaikan salam.
b.      Sumber dukungan social yang natural terbebas dari beban dan label psikologis.


d. menurut weiss
weiss mengatakan bahwa ada enam komponen dukungan social yang disebut sebagai                   The Sosial Provision Scale ,di mana masing-masing Komponen dapat berdiri sendiri- sendiri, namun satu sama lain saling berhubungan. Adapun komponen- komponen tersebut adalah :

1.      Kerekatan emosional (Emotional Attachment)
Merupakan perasaan akan kedekatan emosional dan dan rasa aman. Jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang memperoleh kerekatan emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang menerima. Sumber dukungan sosial semacam ini yang paling sering dan umum adalah diperoleh dari pasangan hidup atau anggota keluarga atau teman dekat atau sanak saudara yang akrab dan memiliki hubungan yang harmonis.
2.      Integrasi sosial (social integrasion)
Merupakan perasaan menjadi bagian dari keluarga, tempat seseorang berada dan tempat saling berbagi minat dan aktivitas. Jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang untuk memperoleh perasaan memiliki suatu keluarga yang memungkinkanya untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif atau secara bersamaan. Sumber dukungan semacam ini memungkinkan mendapat rasa aman, nyaman serta memiliki dan dimilki dalam kelompok.
3.      Adanya pengakuan (Reanssurance of Worth)
Meliputi pengakuan akan kompetensi dan kemampuan seseorang dalam keluarga. Pada dukungan sosial jenis ini seseorang akan mendapat pengakuan atas kemampuan dan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain atau lembaga. Sumber dukungan semacam ini dapat berasal dari keluarga atau lembaga atau instansi atau perusahaan atau organisasi dimana seseorang bekerja.
4.      Ketergantungan yang dapat diandalkan (Reliable alliance)
Meliputi kepastian atau jaminan bahwa seseorang dapat mengharapkan keluarga untuk membantu semua keadaan. Dalam dukungan sosial jenis ini, seseorang akan mendapatkan dukungan sosial berupa jaminan bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika sseorang membutuhkan bantuan tersebut. Jenis dukungan sosial ini pada umunya berasal dari keluarga. 
5.      Bimbingan (Guidance)
Dukungan sosial jenis ini adalah adanya hubungan kerja ataupun hubungan sosial yang dapat memungkinkan seseorang mendapat informasi, saran, atau nasehat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mangatasi permasalahan yang dihadapi. Jenis dukungan sosial ini bersumber dari guru, alim ulama, pamong dalam masyarakat, dan juga figur yang dituakan dalam keluarga.
6.      Kesempatan untuk mengasuh (Opportunity for Nurturance)
Suatu aspek penting dalam hubungan interpersonal akan perasaan yang dibutuhkan oleh orang lain. Jenis dukungan sosial ini memungkinkan seseorang untuk memperoleh perasaan bahwa orang lain tergantung padanya untuk memperoleh kesejahteraan. Sumber dukungan sosial ini adalah keturunan (anak- anaknya) dan pasangan hidup.
7.      Aspek hubungan sosial pada pasien
Seseorang yang hubungannya dekat dengan keluarganya akan mempunyai kecenderungan lebih sedikit untuk stres  dibandingkan seseorang yang hubungannya jauh dengan keluarga (Stanley, 2007).
 Kuntjoro (2002), mengemukak
2.3 Manusia Sebagai Makhluk Sosial dalam Kepentingan Masyarakat

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

2.4  Interaksi Sosial dan Sosialisasi
1. Interaksi Sosial
             Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
           Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.

Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut
a. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
b. Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau ped
oman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
c. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
d. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi.

3.Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
2.5 Pengertian Interaksi Sosial di masyarakat
Interaksi sosial adalah suatu kontak hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain atau dapat dikatakan juga sebagai hubungan timbal balik. Dalam interaksi sosial terdapat proses sosial yang menjadi faktor utama dalam berlangsungnya suatu interaksi sosial antara sesama manusia. Proses sosial menurut Gillin & Gillin adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila antar individu atau kelompok itu saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang sudah ada. Dapat disimpulkan Proses Sosial adalah pengaruh dari segi kehidupan dari kehidupan yang satu ke segi kehidupan yang lainnya.
1.Syarat Interaksi sosial
Tiga syarat Interaksi Sosial;
  1. Adanya kontak sosial (social contact)
Kontak sosial merupakan hubungan antar individu atau kelompok yang saling berinteraksi satu sama lain. Kontak sosial dapat terjadi melalui dua cara, yaitu: 1) Kontak sosial secara langsung, terjadi apabila pemberi pesan memberikan pesannya langsung kepada penerima pesan baik dengan atau tidak menggunakan alat komunikasi.
2) Kontak sosial tidak langsung, terjadi jika pemberi pesan menyampaikan pesannya melalui pihak ketiga.
  1. Adanya Komunikasi
Interaksi atau hubungan antara individu dengan individu lain dengan bahasa yang ada dimasing-masing daerah dan dimengerti dalam suatu kelompok interaksi manusia tersebut. Unsur pokok komunikasi adalahkomunikator (orang yang menyampaikan pesan) dan perasaan atau pikiran kepada pihak lain.
3. Tindakan sosial
Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan seseorang karenadipengaruhi atau dalam rangka mempengaruhi orang lain. tindakan semua manusia yang dinyatakan sebagai tindakan sosial. Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu;
·         Tindakan rasional instrumental; tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan cara dan tujuan.
·         Tindakan rasional berorientasi nilai; tindakan yang berorientasi pada nilai yang ada dalam masyarakat.
·         Tindakan tradisional; tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional.
·         Tindakan ofektif; tindakan oleh seseorang atau kelompok yang berdasar pada emosi.
2.6 Faktor pendorong Interaksi
- Imitasi
Imitasi adalah meniru gaya orang lain, dari sikap, gaya, cara berfikir, kemampuan, dll.
- Sugesti
Sugesti adalah mempengaruhi seseorang atas suatu pandangan, pemahaman, sikap.
- Simpati
Simpati adalah ketertarikan seseorang terhadap orang lain seolah – olah orang itu merasakan hal yang sama.
- Empati
Empati adalah rasa simpati yang mendalam yang mampu memberikan pengaruh kejiwaan.
Bentuk – bentuk Interaksi
  1. Interaksi antara individu dengan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun interaksi negatif. Interaksi positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan itu merugikan satu pihak atau keduanya.
2.Interaksi antara individu dengan kelompok
Interaksi ini juga bisa terjadi secara negatif maupun positif. Bentuk interaksi sosial individu bermacam-macam sesuai situasi dan kondisinya.
3.Interaksi antara kelompok dengan kelompok
Interaksi ini terjadi sebagai satu kesatuan, bukan kehendak pribadi.
Selain ketiga tersebut diatas ada juga bentuk Interaksi sosial asosiatif dan Interaksi sosial disasosiatif.
Interaksi Sosial Asosiatif adalah interaksi sosial yang terjadi menuju terbentuknya persatuan. Interaksi sosial asosiatif ada 4 macam, yaitu:
  1. Kerjasama (coorperation), usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama.
  2. Akomodasi, ialah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi sosial untuk meredakan pertentangan. Bentuk akomodasi a.l : Koersi (penyelesaian konflik melalui proses yang dipaksakan). Kompromi (kedua belah pihak saling mengalah). Arbitrasi (penyelesaian konflik melalui pihak ketiga). Toleransi (saling menghormati). Ajudikasi (penyelesaian konflik melalui pengadilan). Konversi (salah satu pihak mau mengalah dan menerima pendirian pihak lain)
  3. Akulturasi, ialah proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima kebudayaan lain tanpa hilangnya kebudayaan itu sendiri.
  4. Asimilasi, proses sosial peleburan budaya sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal milik bersama
Interaksi sosial Disasosiatif, ialah bentuk interaksi sosial yang mengasilkan perpecahan. Disasosiatif ada 3 bentuk, yaitu:
  1. Persaingan ialah perjuangan yang dilakukan kelompok atau individu untuk memperoleh kemenangan.
  2. Kontravensi ialah proses sosial yang diantara persaingan dan konflik
  3. Konflik ialah pertentangan antar perorangan atau kelompok akibat perbedaan paham atau kepentingan.
Interaksi Sosial dalam Masyarakat
Masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan antar manusia yang menghuni suatu wilayah geografis yang mempunyai kebudayaan dan lembaga-lembaga yang hampir sama. Masyarakat dipandang sebagai organisme dan mekanisme. Secara singkatnya menjelaskan hubungan antara individu dengan sekumpulan masyarakat. Dalam organisme, individu kolektivitis yaitu kepentingan keseluruhan didahulukan atas kepentingan individu. Individu hanya memiliki kebebasan sedikit. Solidaritas antar anggota masyarakat juga begitu kuat. Sedangkan masyarakat mekanisme lebih bersifat idividuallistik, lebih mementingkan peranan diri individu.
Keindividuan dan kemasyarakatan merupakan dua aspek kehidupan manusia yang sama dalam interaksi. di satu pihak individu tidak sama sekali bebas terhadap masyarakat dan di pihak lain masyarakat tidak sama sekali bebas terhadap individu.
Masyarakat terdiri dari jaringan relasi-relasi antar orang yang menjadikan mereka bersatu. Masyarakan bukan hanya sekedar bayangan dalam kepala saja atau teori. Melainkan masyarakat itu nyata dan memiliki sejumlah pola perilaku yang disepakati bersama. Masyarakat berinteraksi antar anggota maupun individu. Masyarakat memiliki dorongan untuk mencari kebutuhan, tujuan dan kontak dengan orang lain dengan cara komunikasi. Komunikasi sebagai bentuk interaksi melalui bahasa dan simbol-simbol. Dalam komunikasi, manusia saling pengaruh-mempengaruhi timbal balik sehingga terbentuklah pengalaman ataupun pengetahuan tentang pengalaman masing-masing yang sama. Karenanya Komunikasi menjadi dasar daripada kehidupan sosial , ataupun proses sosial.
Pada dasarnya kehidupan interaksi sosial itu terdiri dari aksi dan reaksiyang diciptakan individu atau kelompok yang sudah tidak terhitung banyaknya. Pihak yang terlibat akan menyesuaikan diri dengan salah satu pola perilaku yang kolektif.kesatuan yang berasal dari penyesuaian diri itu disebut sebagai kelompok atau masyarakat. Individu dikatakan sudah bermasyarakat jika mereka sudah saling mempengaruhi. Misalnya memberi salam sesuai adat dan akan dibalas salam. Baru dengan demikian dapat dikatakan individu sudah menjalkankan perilaku kolektif. Mereka dirangkaikan satu menjadi masyarakat.
Relasi-relasi aktif dalam masyarakat antara orang yang berkelompok atau masyarakat tidak semuanya sama. Relasi dapat berupa sekumpulan masyarakat paguyuban dan patembayan yang lebih bersifat fungsional dan rasional. Masyarakat paguyuban adalah hubungan yang bersifat kepribadian dan menimbulkan ikatan lahir batin. Sedangkan masyarakat patembayan adalah hubungan yang bersifat tidak ada kepribadian untuk mencapai unsur kebendaan. Contohnya, Persero, PT, dll.
Kesatuan – kesatuan interaksi sosial tidak hanya berbentuk dari relasi. Demi tercapainya suatu strukturalisasi dan interaksi sosial yang sehat, maka kritik, oposisi, dan sikap iri hati diperlukan seperti adanya kesesuaian paham, partisipasi dan persahabatan. Oposisi dan iri hati pada dasarnya disikapi sebagai suatu hal yang negatif. Namun oposisi disini diletakan pada suatu hal yang positif demi ter wujudnya suatu interaksi. Sebagai contoh persaingan individu dalam bidang ekonomi dan politik. Persaingan merupakan salah satu bentuk konflik, tetapi kalau dilihat dalam bentuk interaksi, persaingan merupakan relasi yang mempermainkan peran positif bagi seluruh anggota masyarakat.
Tidak semua kesatuan sosial mempunyai lama waktu dan intentitas yang sama. Disini menyangkut juga seperti penjelasan diatas tentang masyarakat paguyuban dan patembayan. Ada kelompok yang mempunyai kadar frekuensi interaksi yang tinggi tetapi ada juga yang rendah. Tergantung dari anggota individu yang menjalani sesai dengan interaksi yang ada

2.7 Peran Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Sebagai makahluk individu,manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia .setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula.Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan segenap potensi dirinya,baik potensi jasmani maupun potensi rohani.
             Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. artinya manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain.manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain .kebutuhanakan lain dan interaksi sosisl membentuk kehidupan berkelompok pada manusia.
dalam dimensi individu,muncul hak-hak dasar manusia,kewajiban dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta mentaati norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi -implikasi:
a. kesadaran akan ketidak berdayaan manusia bila seorang diri
b. kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
c. penghargaan akan hak-hak orang lain
d.ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.

             Sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial hendaknya manusia memiliki kepribadian,yang dimaksud dengan kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang di bangun oleh perasaan,pengetahuan dan doronga
n
            Manusia tidak bisa hidup tanpa memerlukan bantuan dari orang lain. ini yang disebut manusia sebagai makhluk sosial. tanpa bantuan dari orang lain kita tidak bisa hidup bersosialisasi. contohnya saja ketika kita sakit dan ketika saat kita meninggal.
            Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena karakter setiap manusia berbeda-beda. setiap manusia tidak memiliki sifat yang sama. dan manusia mempunyai dorongan untuk saling berinteraksi dengan orang lain. karena dengan bantuan dari orang lain, manusia bisa saling berkomunikasi, bisa mengembangkan potensi dan kreatifitas, bertukar informasi dengan orang lain.
           Manusia sebagai makhluk sosial didalam individu, maksudnya adalah setiap manusia yang mempunyai karakter atau ciri khas tersendiri. manusia juga dikatakan sebagai makhluk individu yang mempunyai suatu kepribadian di dalam dirinya. kepribadian tersebut dapat dilihat dari etika bermoral dan bermasyarakat.







BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan
     
Kita sebagai manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia pun mempunyai karakteristik atau kekuatan masing-masing dalam dirinya yang  keduanya saling keterkaitan dalam berbagai hal dalam kehidupan.


      


3.2 Saran

Sebagai manusia yang baik dan bijaksana, pasti ia bisa memilih kepentingan mana yang harus ia dahulukan dan berguna bagi orang banyak bukan hanya  berguna bagi diri sendiri.Boleh kita menomor satukan kepentingan individu tapi jangan sampai kepentingan tersebut mengganggu kepentingan orang banyak dan tetap jangan lupa bahwa kita sebagai mahluk social tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar